Senin, 18 Mei 2015

JANGAN BERCERAI BUNDA

Tulisan ini tercetus karena ada pasien yang sudah berpisah dengan suaminya sambil membawa anak-anaknya berobat kepuskesmas di pagi hari ini.

"Jangan bercerai Bunda" buku yang dikarang oleh Asma Nadia sangat menginspiratif sekali. Seseorang yang sudah tersakiti beberapa kali, tetap saja ingin mempertahankan rumah tangganya. Hanya 1 sebab, yaitu demi anak-anaknya. Itulah isi salah satu kisah di buku yang menginspirasi tersebut.

Berpisah bukanlah hal yang mudah. Membina rumah tangga dari awal pernikahan merupakan komitmen pasangan agar terbina rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Lalu , kenapa di tengah jalan seolah aral melintang yang ada tidak bisa lagi dihadapi. Keegoisan masing-masing tidak bisa lagi dikendalikan para pemiliknya.

Pertengkaran dalam rumah tangga, kata orang adalah buah kehidupan. Kalau tidak ada, rumah tangga seperti lempeng aja jadinya. Nah, kalau pertengkaran sudah usai, romantisme yang tercipta seolah-olah kedua pasangan seperti pengantin baru saja. hehhehhe

Sebagai wanita yang bekerja, memiliki keyakinan mampu membiayai anak-anak walaupun tanpa suami, seakan menunjang untuk mempermudah terjadinya perceraian. Padahal itu hanya 1 hati yang kita fikirkan, yaitu keegoisan kita. Lalu bagaimana dengan anak kita? Apa yang akan buah hati kita hadapi, ketika teman-temannya bertanya, mama papa kamu mana? Mungkin mereka akan terbata-bata, bersedih hati mengatakan bahwa kedua orang tua mereka sudah berpisah, ditambah melihat orangtua teman yang utuh menjemput kesekolah sedangkan mereka hanya dijemput papa atau mamanya saja.
ahhh, saya tidak bisa membayangkannya.

Hal itu juga pernah saya hadapi, pertengkaran dengan suami membuat terbersit dalam hati kenapa tidak bercerai saja. Saya sanggup kok, menghidupi anak-anak saya. Ah, lagi-lagi keegoisan itu yang bicara, karena saya sebagai wanita yang bekerja. Alhamdulillah semua masalah itu pasti ada penyelesaiannya, hanya jika kita minta kepada sang pencipta kita ALLAH SWT karena hanya Dia lah sebagai pembolak balik hati manusia.

Masalah tidak akan lepas dari hidup kita, dan akan selesai kalau dibicarakan dengan hati yang lapang, mencari solusinya, membicarakan dengan yg ahli nya misal ustadzah atau ustdz, dan tidak terpengaruh dengan pihak luar yang memprovokasi keadaan. Ingatlah bagaimana disaat kita awal menikah, disaat suka dengan suami, bukan saja bagaimana dukanya.

Mudah-mudahan keluarga kita selalu diberkahi sama ALLAH, semua masalah kita diberikan penyelesaiannya. Aaamiin....







Kamis, 07 Mei 2015

ANAKKU TERLAMBAT BICARA


Pengalaman adalah hal terpenting dalam hidup kita. Apalagi ketika mengikuti perjalanan tumbuh kembang anak-anak kita. Sebagai seorang ibu, apapun yang terjadi dengan anak kita tentu akan menyebabkan kekhawatiran sendiri. Begitu juga saya.

Usia umar anak pertama sudah 2 tahun saat itu, tapi dia blm juga bisa mengucapkan 10 kata tunggal. Ketika konsul kesalah satu dr,anak , dia menganjurkan untuk terapi di salah satu special kids di kotaku duri.

Lalu saya membawa umar kesana, berharap setidaknya kosa kata nya akan semakin bertambah. sewaktu assesment/penilaian awal, umar dikatakan mengalami speech delay. Agak geli juga mendengar kata itu, karena tidak lain kalau diartikan memang keterlambatan bicara. hehehhe

Teman-teman disekeliling juga sudah menyalahkan karena mungkin saya kurang mengajak anak berinteraksi. Sedih juga dikatakan seperti itu. Tapi saya bukanlah orang yang pendiam, saya tergolong cerewet yang kalau berinteraksi dengan anak penuh dengan nyanyian dan lain sebagainya. Tapi yah saya terima saja, setidaknya untuk memperbaiki diri agar interaksi dengan umar lebih semakin sering.

Seiring jalannya proses terapi, saat itu duri kedatangan dr,Purboyo Solek dari Bandung. Seorang dokter yang khusus menangani tumbuh kembang anak. Alhamdulillah saya diajak teman pemilik special kids tempat umar terapi. Terima kasih kk neneng feriana.

Acaranya sangat bagus sekali, tapi sayang tidak semua bisa berkonsultasi tentang anaknya karena antusias peserta yang begitu besar sehingga waktu yang tidak cukup untuk berkonsultasi. Begitu juga denganku yang tidak mendapat kesempatan itu. Lagi-lagi terima kasih kk neneng, yang menunjukkan jalan bertemu dengan seorang dokter anak yang menjadi panitia acara itu sehingga saya bisa konsultasi dengan dr.Purboyo walaupun harus ke RS EKA HOSPITAL di Pekanbaru.

Berkonsultasi dengan dr.Purboyo Solek walaupun cuma sebentar karena banyaknya pasien lain yang menanti, cukup memberikan ilmu buat saya dengan diagnosa anak saya yang terlambat bicara dengan gangguan bahasa ekspresif.

Gangguan bahasa ekspresif adalah gangguan bahasa dengan anak keterlambatan bicara dimana dia paham dengan apa yang kita instruksikan, tapi dia tidak mampu mengungkapkan lewat bahasa verbal nya. Nah, gangguan bahasa ini ketika si anak sudah menginjak usia diatas 3 tahun, akan baik dengan sendirinya asalkan terus dimonitor dan diransang agar tidak mengarah ke disleksia(sebuah kondisi di mana anak mengalami kesulitan belajar spesifik yang berkaitan dengan penggunaan keterampilan dasar seperti membaca, mengeja, dan menulis). Nah yang diperlukan disini cuma terapi wicara. Berbeda dengan gangguan bahasa reseptif, dimana si anak tidak mengerti dengan yang kita instruksikan dan dia pasti mengalami gangguan bahasa ekspresif juga sehingga juga tidak mampu untuk mengatakan secara verbal. inilah yang kita takuti dan perlu pengujian lebih lanjut apakah harus periksa pendengaran, gangguan otal dsb nya. Itulah sekilas hasil diskusiku dengan dr.Purboyo.

alhamdulillah, cukup puas dengan hasil diskusi, saya harus berbenah diri menetapkan langkah apalagi buat si buah hati. Sambil terapi, sambil saya terus amati perkembangan umar dan lebih sering membawanya keluar rumah. Dan satu lagi pelajaran yang saya dapat, ketika anak kedua saya nisa hendak menginjak usia 1 tahun, dia sudah bs menjulurkan lidah, meniup lilin sendangkan umar yang saat itu sudah 2,10 bln masih susah melakukannya. Berarti 1 kekurangan anak saya yaitu kelemahan otot oral motoriknya. Jadi jika bunda memiliki anak keterlambatan bicara, jangan lupa menilai kekuatan oral motorik si anak dengan memberikan ransangan meniup lilin, menjulurkan lidah atau meniup peluit. Itu juga hal yang saya dapat dari guru motorik umar

Ketika usia umar 2 thn 11 bulan, alhamdulillah dia tahu angka sampe 100, huruf a-z dan huruf hijaiyah. Alhamdulillah, cukup senang hati saya. Yang penting bagi kita seorang ibu, terus monitor anak kita dengan kasih sayang dan jangan lupa berdoa dengan ALLAH SWT.


umar, nisa dan abi nya. Semoga orang yang kusayangi ini selalu dilimpahi kesehatan dan keberkahan. Aaamiin...










Kamis, 23 April 2015

EP 2. TERNYATA MASTITIS ITU KARENA KESALAHANKU

YUK BUNDA, BERIKAN ASI BUAT SI BUAH HATI (CERITA SI BUNGSU NISA)



Menyambut kelahiran anak kedua, berfikir pasti nanti waktu pemberian ASI tidak jadi masalah. Dengan penuh keyakinan, ketika si kecil lahir ASI sudah siap sedia. Harus berhasil nih ASI ekslusifnya. Ternyata lagi-lagi diluar dugaan, luka puting di alami lagi, tapi terus ditahankan karena yakin pasti badai berlalu. hehhehe

Hingga menjelang usia nisa 3 bulan, ternyata luka puting ini juga tidak sembuh, berusaha terus memperbaiki posisi, tapi juga tidak sembuh. Apakah ini gerangan?? Yah sudahlah, yang penting sekarang mempersiapkan perahan ASI karena waktu untuk masuk kerja sudah dekat agar ASI tetap diberikan buat sikecil saat bekerja.

Perangkat perang disiapkan, botol ASI sudah penuh, setiap 4 jam dilakukan perahan. Bismillah, moga semua sesuai rencana.

Hari pertama bekerja, alhamdulillah semua berjalan lancar. Sungguh senang bertemu dengan teman2 walaupun sedih harus meninggalkan sikecil. Seminggu pertama terlewati sudah, tiba-tiba tengah  malam hari ke 10 kerja, merasakan sakit yang sangat pada payudara. Saking sakitnya, merangkak ke dapur untuk mengambil air hangat untuk mengompres agar perihnya berkurang. Saat itu pun payudara membengkak dan memerah serta keras, ada apa ini gerangan? apa yang salah ya, kok saya bisa kena mastitis(radang payudara). Meminum obat analgetik, juga tidak mengurangi rasa sakitnya. Setelah itu sakit nya menyerang kepala sehingga menyebabkan muntah. Saya tidak sanggup saat itu untuk berdiri dan akhirnya dirawat di rumah sakit di kota ku Duri.

Dirawat selama 4 hari di rumah sakit, hati selalu bertanya kenapa bisa mastitis, apa karena si kecil yang selalu menyusu sebentar2, tidak tuntas atau masalah yang lain. Dua minggu keluar dari rumah sakit, nyeri itu datang lagi. Nyeri yang tak tertahankan. Yang lagi-lagi membutuhkan anti nyeri berupa suppositoria(dimasukkan ke anus) agar bisa menghilangkan nyeri karena obat oral(makan)
tidak mempan lagi mengatasi sakit ini. Saat itu sayapun kembali diputuskan untuk dirawat di rumah sakit dengan alasan mungkin pengobatan sebelumnya tidak tuntas.

Setelah dirawat di rumah sakit yang kedua, masih ada rumah sakit yang ketiga dengan kondisi yang sama. Akhirnya saya menyerah, tidak ingin masuk rumah sakit lagi, mengingat sisulung dan sibungsu yang diboyong terus keluar masuk rumah sakit . Saya memutuskan jika nyeri itu berulang lagi, cukup menggunakan anti nyeri suppositoria (jenis ketoprofen) dan mengkonsumsi antibiotik sendiri. Ternyata benar kejadian itu terus berulang hingga 7x.

Saat ada kesempatan pergi ke Pekanbaru (3 jam dari kotaku), saya mencoba kembali ke konselor laktasi tempat konsultasi anak pertama dulu di salah satu rumah sakit di Pekanbaru karena sudah tidak tahan dengan nyeri yang terus berulang dan ditambah seperti adanya milk blister(ASI yang menggumpal dipermukaan payudara setelah menyusui). Kembali diajarkan cara memerah ASI, dan satu pelajaran yang dapat saya ambil, selama ini saya memerah ASI tidak seperti yang diajarkan konselor laktasi. Alamak oi....Dan pelajaran yang kedua yang saya dapat, bahwa walaupun diperbaiki posisi menyusui, tapi kalau kulitnya sensitif dan gampang luka, tetap saja luka puting akan terjadi. Disaat itu juga diajarin bagaimana memijit payudara yang benar.

Pengalaman adalah guru terbaik. Itulah yang saya rasakan. Setiba dirumah, luka puting diistirahatkan dengan memberikan ASI lewat perahan saja, dan benar akhirnya sembuh, mastitis pun tidak berulang karena penyebabnya adalah salah dalam pemijitan saat memerah ASI sehingga jaringan payudara rusak dan mengakibatkan trauma yang menyebabkan terjadinya mastitis.

alhamdulillah, badai telah berlalu. Saya tidak ingin para ibu merasakan seperti yang saya rasakan. Teruslah semangat memberikan ASI, teruslah belajar demi si buah hati....












Rabu, 22 April 2015

EP 1. YUK BUNDA USAHAKAN ASI BUAT SI BUAH HATI

 
YUK BUNDA, USAHAKAN ASI BUAT SI BUAH HATI..(CERITA SI SULUNG UMAR)

duh cinta, kini kalian berdua sudah besar. umar si sulung sudah 3 thn, nisa si bungsu sdh 1,2 th. moga asi yg ummi berikan penuh dengan keberkahan dari ALLAH sang pencipta kita.

umar, sebelumnya maafkan ummi karena tidak bs memberikan ASI secara ekslusif untuk ananda karena keterbatasan ilmu ummi walaupun ummi seorang dokter.
untuk nisa, si cantik ummi, kita harus tetap semangat ya nak sampe 2 thn dan mencapai gelar S3 ASI.

masalah saat umar lahir adalah luka puting yg ku alami dan nyeri yg dirasakan. hal itu membuat stressor yang begitu besar. aku tau bahwa kalau stress bisa membuat kuantitas ASI menjadi sedikit. lagi2 keterbatasan diri, praktek tidak sesuai dengan teori.

belajar terus memberikan ASI, pergi ke konselor laktasi, dengan luka puting yang menganga seakan hendak lepas dari sanggaannya. perih yang dirasa ditahan dengan semangat ASI harus lebih sering dari formula. belajar cara memerah ASI, Tapi selalu mengalami kegagalan, mencoba menggunakan alat perah ASI elektrik tp malah jatuh terduduk karena pusing dan jumlah ASI pun sedikit yg didapat. diriku tau bahwa ketidak percayaan diri menjadi masalah disaat menyusui umar. akhirnya gagal lah ASI ekslusif itu. SEDIHNYA....

teori mengatakan luka puting terjadi karena salah satunya posisi menyusui yang salah, dan itu terus diperbaharui, tp tetap saja luka puting menjadi menganga. menyusui sambil menahan kesakitan memberikan arti sendiri bagi seorang ibu. mudah2an keberkahan terus menyertai kita ya nak.

berbagai cara di coba, dengan menggunakan penyambung ASI, eh malah banyak darah segar yg keluar. tp memberikan ASI terus tetap semangat. karena memerah ASI selalu mengalami kegagalan, sehingga sakit itu terus ditahan. dengan keyakinan nanti suatu saat nyeri ini dan luka ini pasti hilang.

akhirnya....
disaat usia umar 4 bulan, nyeri dan luka berlangsung hilang...alhamdulillah...obat nya cuma 1 oleskan ASI Sebelum dan sesudah memberikan ASI diputing yg luka, mungkin juga dikarenakan usia umar yg tambah besar sehingga areola pada payudara telah masuk dengan sempurna sehingga perlahan2 sembuh lah luka dan derita ni. hehehehehe...

lanjut cerita ke 2 bunda, kisah memberikan ASI saat anak ke 2....